Kamu sedang membaca ironi ubud (sebuah kota terbaik di asia). ubud siapa yang punya???

ironi ubud (sebuah kota terbaik di asia). ubud siapa yang punya???

  • Senin, 18 Oktober 2010
  • Suara Muda Ubud
  • puri ubud
    “US-based travel magazine Conde Nast Traveler has named the small art village of Ubud in Gianyar as its Best City in Asia.”

    Sepenggal kalimat yang dikutip dari The Jakarta Post, 1 Juni 2010. Sengaja kutebalkan dan kugarisbawahi. Bangga dan sedikit malu, itu yang terasa saat membaca dan mendengar kalimat itu. Sepertinya orang-orang yang memberikan suaranya itu mungkin belum pernah ke Ubud atau berkunjung ke Ubud 15 tahun lalu. Mereka tak tahu kenyataannya. Ubud yang dulu Ubad (Obat) kini sudah penyakitan. Ada beberapa penyakit yang sudah diderita-NYA, salah satunya adalah penyakit Kemacetan. Berdasarkan penglihatan ada beberapa hal yang menjadi penyebabnya:

    Banyak restoran, banyak wisatawan, banyak lapangan kerja. Pastinya hal ini sangat menguntungkan. MASALAH BESARNYA adalah kembali lagi ga ada tanda-tanda huruf P di setiap depan restoran itu. Kendaraan karyawan, kendaraan customer, n dll diparkirlah dengan seenaknya di badan jalan/di seberang jalan. AKIBATNYA penumpukan kendaraan yang menghambat lalu lintas aliat MACET.

    jl. monkey forest

    Para sopir transport dan sopir bemo yang kadang dengan seenaknya memarkir kendaraan mereka berjam-jam sampai seharian untuk menunggu penumpang dan bahkan para sopir angkot menurunkan penumpang seenak udelnya.

    lapangan astina ubud
    Jalan di ubud yang sempit, kapasitas jalan yang tidk mampu penampung kepadatan kendaraan, apalagi dengan datangnya Bus-bus besar. Maka semakin menjadi-jadilah penyakit-NYA.

    Kurangnya kesadaran pemakai jalan menaati peraturan. Termasuk juga salah satu yang menyebabkan kemacetan di Ubud. Yah jujur juga karena saya sendiri juga terkadang suka melanggar peraturan. Yah mulai saat ini mari bersama-sama kita taati peraturan lalu lintas yang ada.

    Kata orang setiap obat pasti ada penawarnya. Salah satu yang mungkin bisa menjadi penawar penyakit ini adalah dengan membuat central parking, tapi dimana???

    Ada beberapa selentingan yang mengatakan jika, lapangan astina ubud akan disulap menjadi central parking, apakah anda setuju????

    Saya sendiri tidak setuju, tidak ada community place lagi untuk warga ubud. Jangan sampai muncul pertanyaan. Ubud milik siapa???


    Nah, sekarang saya harus mengadu kemana????????
    Siapa yang mau/mampu mengobati penyakit ini????


    #Sekadar tulisan, boleh disimpan, boleh dibuang#


    by : ww
    @ genah mekuli
    Kuta, 19 Okt 2010

    0 komentar:

    Posting Komentar

    Copyright 2010 Suara Muda Ubud